Selasa, 01 Maret 2016

Update dari Musikator

Update dari Musikator

Link to Musikator

Tanya-Jawab Administrasi Distribusi Digital

Posted: 01 Mar 2016 05:28 PM PST

Per tanggal 1 Maret, kami menghentikan layanan Distribusi Digital. Karenanya, berikut penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan penyelesaian administrasi:

Soal laporan penjualan:

Kami sedang finalisasi laporan Mix Radio dari Januari 2013 – Desember 2015. Mudah-mudahan laporan penjualan semua DSP bisa selesai di akhir bulan Mei 2016. Silahkan login ke http://creator.musikator.com untuk melihat.

Soal royalti:

Musikator belum pernah menagih royalti ke DSP, jadi sekarang semua dana masih ada di toko. Setelah laporan selesai, kami akan menagihkan.

Soal pembayaran:

Setelah menagihkan, Musikator akan mendistribusikan royalti ke semua creator setelah semua proses selesai. Karena melibatkan banyak sekali pihak, kami memperkirakan bisa selesai dalam waktu 6-9 bulan setelah selesai laporan.

Bagaimana dengan Creator yang royaltinya tidak mencapai $25?

Lebih dari 90% Creator tidak mencapai $25. Kami akan memperlakukan kebijakan menggunakan nilai minimum transfer BCA di Indonesia.

Soal penurunan konten:

Kami sedang mencari cara untuk menurunkan semua konten sekaligus. Tapi jika tidak bisa, maka akan dilakukan secara berangsur secara manual.

Apa layanan aggregator lain yang tersedia?

Ada banyak alternatifnya sekarang di Indonesia. Anda bisa coba:
1. Believe Digital.
2. InGrooves.
3. TuneCore.

Selamat Tinggal Digital Aggregator

Posted: 29 Feb 2016 03:26 PM PST

bye

Per hari ini, tanggal 1 Maret 2016, layanan distribusi digital kami hentikan. Berikut cerita singkat dibaliknya.

Misi

Saya, bersama beberapa teman yang sekarang sudah meninggalkan Musikator, memulai aggregator di penghujung tahun 2012 dengan misi agar "semua musisi Indonesia, tidak terkecuali, bisa mendistribusikan lagunya ke kanal digital".

Sebenarnya misi tersebut tercapai tepat waktu, yaitu dalam 2 tahun. Setelah berhasil membuka pendaftaran online, otomatis tidak ada lagi musisi Indonesia yang tidak bisa mencapai Digital Service Provider, atau biasa disingkat DSP, lewat Musikator. Setelah misi tersebut tercapai, tentunya misi harus diperbarui, yaitu mencari profit. Karena sudah banyak sekali uang yang dikeluarkan untuk mencapai misi pertama. Sayangnya, misi ini tampaknya memang tidak akan pernah tercapai.

Besar Pasak Daripada Tiang

Sebulan, saya bisa mengeluarkan uang 10-15 juta untuk menjalankan operasi aggregator. Sementara itu penghasilan tidak pernah bisa lebih dari 500 ribu rupiah. Saya sempat sampaikan ini lewat kanal Facebook pribadi saya. Lah, hitungannya bagaimana? Seharusnya kan sudah sejak awal bisnis ini tidak usah dimulai sama sekali aja dong kalau tahu bakal merugi…

Itulah. Dari awal saya tidak tahu ini bakal merugi. Karena perkiraannya, dalam beberapa tahun lagi Musikator bisa beruntung, ketika konsumsi musik lewat kanal digital di Indonesia mulai mapan. Sayangnya, nafas sudah habis. Habis sebelum waktunya.

Sebelumnya, saya punya bisnis lain yang sudah punya penghasilan konsisten, yang saya gunakan untuk membiayai operasi aggregator. Tapi, per Februari 2015, aggregator menjadi operasi yang mandiri.

Mencari Partner Baru

Sejak itu, saya mencoba berpartner dengan beberapa pihak. Setelah mencoba beberapa kali, ternyata gagal terus.

Di penghujung tahun 2015, saya memutuskan untuk mencoba sekali lagi. Tapi, partner saya terakhir pun akhirnya menyerah. Uang cash-nya terputus karena salah mengambil keputusan di bisnis lain, akhirnya dia harus berhenti membantu saya membiayai operasi aggregator.

Oh well.

Akhirnya saya menyerah. Karena saya sudah tidak bisa memberikan apa-apa lagi. Sudah tidak masuk akal lagi kalau saya tetap paksakan. Akhirnya mungkin nanti bukan saja merugikan diri saya sendiri, tapi juga bisa merugikan orang lain. Jadi sampailah layanan aggregator di ujung jalan. Seperti saat ini.

Ini Salah Siapa?

Andaikan ada mesin waktu, mungkin saya akan tetap memulai digital musik aggregator di akhir tahun 2012. Yang membedakan, saya akan:

  1. Membuat PT yang beroperasi sendiri sejak awal.
  2. Memisahkan kawan dan bisnis dengan lebih teliti.
  3. Mencari partner yang lebih mapan, bukan sekedar karena teman.
  4. Bertindak tegas terhadap Creator yang tidak menghormati kontrak.

Saya lebih sering menyesal terhadap hal-hal yang tidak saya lakukan daripada apa yang sudah saya lakukan. Jadi meski merugi relatif besar, saya tidak menyesal saya sudah pernah menjalankan bisnis yang tidak banyak dilakukan orang, terutama di Indonesia. Meski akhirnya gagal, I gave it a try. Dan saya bertempur hingga titik darah penghabisan.

Catatan:

Untuk tindak lanjut soal administrasi, silahkan klik link ini.

Rabu, 17 Februari 2016

Update dari Musikator

Update dari Musikator

Link to Musikator

Selamat Tinggal, MixRadio!

Posted: 16 Feb 2016 08:10 PM PST

MixRadio Timeline

Kabar sedih keluar dari divisi komunikasi LINE kemarin, yaitu pengumuman bahwa mereka menutup layanan musik yang mereka akuisisi tahun lalu, MixRadio.

Perusahaan layanan musik yang berpusat di Bristol, Inggris ini adalah perusahaan yang pertama kali percaya dan mau menjadi partner Musikator, ketika namanya dulu masih Nokia Music. Setelah berubah nama menjadi MixRadio, divisi musik ini terombang-ambing nasibnya ketika perusahaan prinsipal mereka, Nokia, diakuisisi Microsoft. Setelah dilepas Microsoft, MixRadio diakuisisi oleh Line.

Sejarah lengkap MixRadio ada di gambar di atas. Didirikan oleh Peter Gabriel, dan ditutup oleh LINE.

Selamat jalan, MixRadio. You will be missed! :(